Uskup Desmond Tutu mengumumkan pengunduran dirinya dari kehidupan publik setelah beberapa dekade lamanya berperang melawan pelanggaran hak asasi manusia di negerinya dan juga di negara-negara lain.
Mantan aktivis melawan apartheid di Afrika Selatan dan pemenang hadiah Nobel Perdamaian tersebut menyatakan bahwa pengunduran dirinya tersebut merupakan bagian dari “upayanya menjadi tua dengan anggun.”
Pria yang berulang tahun ke 79 tahun pada 7 Oktober nanti itu mengatakan bahwa ia ingin menghabiskan waktunya lebih banyak untuk “minum teh sambil menonton pertandingan kriket” daripada berada di bandara dan hotel.
Para pengamat politi di Afrika Selatan menyatakan bahwa dengan mundurnya Tutu dari kehidupan politik di negeri tersebut akan menjadi pukulan berat bagi Afrika Selatan, karena hal ini bertepatan dengan memudarnya citra ikon mereka, Nelson Mandela. Bangsa Afrika Selatan masih mengharapkan pendeta tersebut masih dapat terlibat dengan urusan bangsa tersebut dan dunia untuk waktu yang lebih lama.
Desmond Tutu mengungkapkan kerinduannya untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama istrinya Leah (55) sebagai salah satu alasannya pensiun. Baginya menikahi Leah adalah keputusan terbaik yang pernah ia buat dalam hidupnya.
Seperti Nelson Mandela, Uskup Desmond Tutu telah memberi dampak dan menginspirasi dunia dalam memperjuangkan HAM, dengan mundurnya kedua orang tersebut merupakan kehilangan yang besar bagi dunia.
Sumber : Telegraph